Langsung ke konten utama

100 Embung Pertanian Hijaukan Sayuran Petani Kanreapia Gowa Sulsel




 

Sayur mayur para petani di Desa Kanreapia masih terlihat hijau dan tumbuh subur, para petani masih terlihat panen setiap hari dengan bergantian. Tiada hari tanpa panen di kampung ini, tiada hari tanpa Bertani karena hampir semua penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani. Para petani setiap hari sibuk menyiram sayur mayur mereka.

Dengan menggunakan alat sprinkler, petani bisa melakukan penyiraman dengan area yang luas karena sudah menggunakan alat otomatis, sprinkler sebagai alat yang bisa bekerja sendiri tidak usah menggunakan tenaga ekstra lagi seperti petani – petani dahulu. Pertanian saat ini juga sudah terbilang modern, mulai dari pengairan hingga cara penyiraman, hal ini juga menjadi daya Tarik bagi petani milenial untuk Bertani dan mengembangkan potensi desanya.

Jamaluddin Dg Abu Petani Milenial merupakan pemerhati embung pertanian terus Bersama petani untuk menjaga mata air, menghemat air dan membuat penampungan air untuk memanen air hujan dimusim hujan dan menampung air dari mata air untuk digunakan menyiram sayur mayur.

Jamaluddin Dg Abu mengatakan bahwa Secara keseluruhan desa kami di Kanreapia telah terbangun embung pertanian sebanyak lebih dari 100 embung,  mulai dari ukuran kecil, sedang dan besar, dari jumlah tersebut para petani telah mampu mengairi lahan sayur mereka, sehingga membuat sayur mereka bisa tumbuh subur walaupun musim kemarau seperti saat ini 2023.

Isu El Nino menurut Jamaluddin bisa di antisipasi oleh para petani di Desa Kanreapia, jadi aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim telah mampu diterapkan oleh para petani kita sehingga musim kemarau seperti ini mereka masih bisa produktif dan kita masih bisa panen, aksi adaptasi mitigasi itu bisa di terapkan karena melalui edukasi Pembina kita baik dari Satbrimob Polda Sulsel, PT Astra International TBK dan KLHK RI.

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Pertanian Organik dan Konvensional

Pertanian Organik dan konvensional Pada dasarnya kedua sistem pertanian ini menggunakan teknik sama, namun yang membedakan adalah penggunaan bahan untuk membantu proses pertumbuhan dan hasil tanaman. Apabila dengan sistem organik bahan-bahan yang digunakan relatif aman karena berbahan dasar dari alam sedangkan sistem konvensional lebih cenderung menggunakan bahan-bahan kimia untuk mempercepat proses panen tanaman. Hal tersebut adalah perbedaan utama dari sistem pertanian organik dan konvensional. Adapun secara lebih spesifik lagi, perbedaan dua sistem pertanian ini bisa dilihat dari dua aspek yaitu kelanjutan ekosistem dan hasil. Adapun untuk kelanjutan ekosistem, perbedaan antara dua sistem pertanian ini tampak dalam: Prioritas, apabila konvensional lebih mengutamakan kuantitas produksi tanaman sedangkan organik lebih cenderung memperhatikan kestabilan ekosistem dan keseimbangan unsur-unsur dalam tanah, Sifat, dalam sistem organik keharmonisan antara ekosistem dan tanaman alami se...

Ratusan Mahasiswa Polbangtan Gowa Study Pertanian di Desa Kanreapia Tombolo Pao Gowa

  Sekitar 245 Mahasiswa Tk. I dan II program studi D-IV Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa melaksanakan kunjungan praktik lapangan di Desa Kanreapia Kecamatan Tombolopao Malino Kabupaten Gowa (19/06).

Lahan Pertanian Kanreapia Jadi Tempat Belajar Pemuda Bine

  Beberapa tahun terakhir lahan pertanian Kanreapia menjadi kunjungan study pertanian, lahan - lahan pertanian menjadi tempat belajar, tempat diskusi dan jelajah desa Kanreapia