Langsung ke konten utama

Perbedaan Pertanian Organik dan Konvensional

Pertanian Organik dan konvensional
Pada dasarnya kedua sistem pertanian ini menggunakan teknik sama, namun yang membedakan adalah penggunaan bahan untuk membantu proses pertumbuhan dan hasil tanaman. Apabila dengan sistem organik bahan-bahan yang digunakan relatif aman karena berbahan dasar dari alam sedangkan sistem konvensional lebih cenderung menggunakan bahan-bahan kimia untuk mempercepat proses panen tanaman.

Hal tersebut adalah perbedaan utama dari sistem pertanian organik dan konvensional. Adapun secara lebih spesifik lagi, perbedaan dua sistem pertanian ini bisa dilihat dari dua aspek yaitu kelanjutan ekosistem dan hasil. Adapun untuk kelanjutan ekosistem, perbedaan antara dua sistem pertanian ini tampak dalam:

Prioritas, apabila konvensional lebih mengutamakan kuantitas produksi tanaman sedangkan organik lebih cenderung memperhatikan kestabilan ekosistem dan keseimbangan unsur-unsur dalam tanah,
Sifat, dalam sistem organik keharmonisan antara ekosistem dan tanaman alami selalu dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin sedangkan konvensional cenderung bersifat egois karena hanya mengandalkan rekayasa teknologi serta cara-cara sintetis,
Dampak, dengan sistem organik, polusi bisa ditekan seminimal mungkin karena penggunaan kompos lebih diutamakan agar mampu menjaga unsur-unsur karbon tanah. Berbeda dengan metode konvensional yang menggunakan pupuk kimia sehingga berperan aktif dalam pencemaran udara serta pemanasan global.

Adapun perbedaan dari aspek hasil adalah:

Kesehatan, sistem konvensional cenderung memberi anda dalam hasil tanaman yang mengandung zat-zat merugikan kesehatan sedangkan cara organik lebih memberikan hasil yang menyehatkan dan juga ekonomis,
Keawetan, berdasarkan data survey yang ada, hasil pertanian konvensional cenderung tidak dapat bertahan lama daripada hasil pertanian organik,
Ketahanan pangan, sistem organik akan stabil menjaga ketahanan pangan nasional daripada metode pertanian secara konvensional yang tinggi diawal namun semakin lama ketahanan pangan akan menurun.
Itulah beberapa perbedaan yang bisa dilihat dari sistem atau metode pertanian yang menggunakan cara konvensional dan organik dilihat dari aspek kelanjutan ekosistem dan hasil. Hal yang perlu digaris bawahi adalah, idealisme dalam bercocok tanam juga diperlukan demi kelangsungan hasil produksi tanaman daripada harus mengejar keuntungan sementara.

Gowa Go Organik
Di Dukung Oleh Nasa.
Petani Gowa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ratusan Mahasiswa Polbangtan Gowa Study Pertanian di Desa Kanreapia Tombolo Pao Gowa

  Sekitar 245 Mahasiswa Tk. I dan II program studi D-IV Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa melaksanakan kunjungan praktik lapangan di Desa Kanreapia Kecamatan Tombolopao Malino Kabupaten Gowa (19/06).

Petani Tombolo Pao Panen Labu Kuning

Panen Labu Kuning, menandakan potensi Pertanian Kabupaten Gowa penuh potensi. Banyak tumbuhan yang bisa menghasilkan hasil yang maksimal. Ayo ke Tombolo Pao. Ayo Ke Gowa. #petaniGowa

Petani Adalah Pekerjaan Mulia, Karena Petani Merupakan Bentuk Pengabdian Kepada Negara

Sejatinya #petani adalah pekerjaan yang sangat mulia, dan jangan lagi dipandang sebelah mata sebagai suatu mata pencaharian. Karena petani adalah salah satu bentuk pengabdian terhadap negara dengan memberi makan kita semua. Melalui jasa-jasa para petani lah sampai dengan hari ini kita masih bisa menikmati berbagai macam hasil yang dihasilkan oleh para petani, seperti beras, sayuran, buah-buahan dan berbagai hasil pertanian para petani Indonesia. HIDUP PETANI !!! Sumber SPI. #PETANIGowa