kuliah mahal-mahal di salah satu universitas ternama tidak menjadikan jaminan untuk segera dapat kerja dan saya lebih memilih menjadi petani. Sehingga mereka menganggap pendidikan tidak penting.
Diakuinya, saat ini profesi petani oleh sebagian besar masyarakat masih dipandang sebelah mata, bahkan dianggap sesuatu yang rendah.
Akibatnya banyak pemuda desa yang kurang berminat di bidang pertanian karena tidak menjanjikan sehingga orang tua mereka yang notabene berprofesi menjadi petani menyarankan anak-anaknya untuk tidak menjadi petani.
Di Desa Kanreapia Kec. Tombolo Pao Kab. Gowa para pemuda desa lebih memilih bekerja, putus sekolah, Karena lebih menjanjikan dari segi ekonomi.
Hingga akhirnya saya melihat banyak hak petani yang tidak dirasakan seperti pupuk subsidi, di jual di atas HET, Kegiatan - kegiatan pertanian tidak ada.
Petani menanam apa adanya, hingga akhirnya musim panen harga anjlok.
Hal - hal seperti inilah yang membuat saya harus pulang kampung membangun desa.
Dari kampus ke kampung bukan satu kemunduran tetapi upaya mencerdaskan masyarakat desa menuju SDM yang memadai.
Gerakan cerdas Anak Petani adalah upaya yang terus kami lakukan guna mendorong dan memberikan motivasi kepada anak petani untuk berpendidikan dengan berpegan teguh bahwa anak petani harus berpendidikan.
Komentar
Posting Komentar